Jumat, 17 Agustus 2012

DAN TUHAN MEMBERIKANKU LEBIH By : Alia Syahida

Enam tahun sudah aku hidup di kampung nan damai ini. Dengan segala kesulitan, cobaan, perjuangan bahkan kebahagiaan yang telah aku rasakan. Dengan waktu yang terus berlalu aku semakin yakin dan percaya bahwa apa yang kita inginkan mungkin tak selamanya baik bagi kita. Namun, Allah akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan dan segala yang terbaik untuk kita. Bahkan hal ini telah kubuktikan dan kurasakan sendiri lebih dari satu kali. Ketika aku duduk di kelas tiga, aku ingin sekali menjadi MC di sebuah acara. Berkali-kali aku megikuti seleksi tapi selalu gagal. Aku hanya bisa bersabar. 2 tahun setelah itu Allah memberiku sesuatu yang lebih besar. Aku berdiri di depan anggota Darussalam, di atas panggung untuk membacakan hasil musyawarah kerja dan laporan pertanggungjawaban. Saat aku kelas empat, aku sedih karena tidak masuk seleksi staff OPPM, tak lama ternyata aku menjadi anggota dari Syu’batul Lughoh. Akupun bersedih ketika aku tidak dapat mengikuti LPG/T Pi. Namun, Allah memberiku kesempatan untuk menjadi Paskibra POD dan PKA. Ketika aku menyimpan kesedihanku atas kegagalan menjadi duta gudep, Allah membuatku tersenyum kembali dengan lencana Nukhbah Kasyafah, selempang, dan piala. Ketika aku ingin menjadi bagian penerimaan tamu di setiap panitia yang aku ikuti, Allah belum mengizinkan itu terjadi. Namun di kemudian hari Ia menjadikanku anggota Bagian Penerimaan Tamu OPPM. Ketika aku selalu menangis karena teman yang selalu mendiami dan memusuhiku tanpa sebab, Allah menggantinya dengan sahabat sekaligus keluarga yang selalu membuat senyumanku merekah dan dapat membiarkan orang egois itu karena perbuataanya tak penting untuk dipikirkan. Ketika aku ingin dicintai, Allah mengajariku bagaimana cara menjadi seorang pendengar yang baik dan mencintai orang lain. Mungkin hanya ini yang perlu aku ceritakan untuk menjadi sebuah renungan. Bahwa Allah mencintai setiap hamba-Nya. Karena jika ku harus menulis semuanya, ku rasa tangan ini tak akan sanggup melakukannya. Ini adalah salah satu dari sekian banyak pelajaran hidup yang aku dapatkan dari ibu kandung tercinta Gontor Putri 1 yang menuntunku untuk tumbuh menjadi sosok yang ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar