Minggu, 19 Agustus 2012

SEKALI LAGI, TERIMA KASIH GONTOR.. By : Fikria Muzakky Aminy

Bermula dari kehidupanku menjadi seorang calon pelajaran Gontor Putri. “Fik, ibu pulang dulu ya! Jaga diri baik-baik, belajar yang rajin ya Nak,!”. “Baik bu!”, kataku. Ketika itulah aku dan temnku memulai kehidupan baru. Berjuang untuk menuntut ilmu tanpa orang tua di samping kami. Ditinggal oleh ayah ibu merupakan hal yang sangat biasa bagiku. Bahkan dulu kunci rumah kepegang sendiri. Satu persatu aku berkenlaan dengan teman-teman yang datang dari berbagai provinsi bahkan luar negeri. Subhanallah! Aku suka dengan mereka semua. Mereka semua memanggilku ‘Ustadzah Kodok’. Yah, itulah panggila favorit mereka pada saat itu. Sebuatn itu ditujukan untukku karena aku cerewet dan suka mengajari mereka Imla’. Kami semua bahagia hingga kelulusan pun tiba. Kami semua tersebar ke cabang Gontor yang lainnya. Kelulusan masuk Gontor Putri telah kuraih. Kini, aku resmi menjadi pelajar Pondok Meodern Gontor Putri 1. Berbagai pelajaran dan suasana baru aku lewati. Hingga suatu saat aku dapati sebuah perlombaan Tilawatil Qur’an antar individu. Aku sempat tertarik dan ingin mrncobanya. Tingkatan demi tingkatan aku lewati secara hati-hati. Dan pada akhirnya aku bisa sampai pada Grand Final of MTQ. Alhamdulillah. Ini semua berkat do’aku dan do’a orang tuaku serta wali kelasku. Ustadzah Annisa Susanti. Berbagai dukungan bersorak-sorai menunngu keberhasilanku dari teman-teman seperjuangan. Kelas 1 2007. Aku bangga karena aku bisa mengangkat nama baik angkatan. Tak ketinggalan pula ketika itu, Masyithoh Anis sebagai MHQ dan Vina Itaul sebagai juara III Pidato Akbar. Terima kasih Gontor. Tahun demi tahun berlalu bagaikan angin begitu cepat. Kini saatnya aku memampagkan papan nama orange ku. Hidup Robiee’!!! Kata anak Darussalam, kehidupan klas emapat itu adalah kehidupan pondok yang paling berkesan. Tapi bagiku tidak. Itu nomer dua setelah kehidupan kelas enam. Di tahun itu aku mulai suka dengan pramuka. Sebenarnya dari kelas dua, tapi aku akan lebih mengamati lebih serius lagi hingga saat aku menduduki Robiee’. Sepertinya aku telah tersihir oleh pramuka. Aku benar-benar cinta dengan materi di dalamnya. Seperti semaphore, sandi, morse, PPPK, terjun ke lapangan, out bond dan sebagainya. SCOUT IS MY BLOOD. Dan di tahun ini juga kita diberi kesempatan untuk menjadi panitia dalam acara-acara ataupun organisasi. Sehingga kita dibimbing untuk menjadi orang yang bisa cekatan, mem-planning, dan bertanggungjawab atas kerjanya masing-masing. Sekali lagi terima kasih Gontor..... Dunia kekanak-kanakan telah sirna. Pondok telah memberiku amanah sebagai pembimbing rayon. Tepatnya di rayon Al-Azhar. Sebelumnya aku pernah ditunjuk menjadi Ketua Bagian Bahasa Rayon. Dengan itu semua aku makin cinta dengan bahasa. Yaitu Bahasa Inggris maupun Bahasa Arab. Memegang ratusan anak bukanlah hal yang mudah. Butuh kesabaran dan perjuangan yang tinggi serta sedikit rasa keibuan untuk menghadapi mereka. Alangkah sulitnya moment itu. Aku da kawan-kawanku dilatih untuk bertanggungjawab atas anggota rayonnya. Subhanallah. Sekali lagi.. Terima kasih Gontor... Sekarang kami berada pada penghujung perjuangan di pondok Gontor. Duduk di bagu kelas enam. Rintangan yang selalu meghampiri kami, jumlah kami yang selalu berkurang, praktek mengajar, karantina, ujian lisan berpasangan, itu semua tidak akan kami lupakan dari pikran kami. Semua itu terasa indah. Bagaikan bunga menari-nari di bawah sinar matahari yang begitu cerah. -Biddua’ Watafaul...Naqdir Ala Husuli-n-Najah...- Ya, itulah senjata kami agar kami selalu kuat untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi. Kita harus buktikan bahwa.... KITA BISA!!!!!!! Sekali lagi... Terima kasih Gontor.....

1 komentar:

  1. Makasih magenta ...wat buku catatan akhir nya...afwan, kalo ketika PG ...kita belum bisa jadi yg terbaik wat kalian, tapi jujur, dengan membimbing kalian...banyak pelajaran yg kami dapatkan.semangaatttt ! Kita bisa !♥

    BalasHapus