Jumat, 17 Agustus 2012

Aku Akan Kuat!!!! By. Shofi Rahmawati

Kalau ditanya, ’’Di kelas berapakah pengalaman yang paling berkesan yang kamu dapat?’’ Aku akan menjawab, ’’Kelas empat!!’’. Entah mengapa aku bisa menjawab begitu, tapi itu berlandaskan hatiku yang paling dalam. Karena disitulah aku memulai perubahan diriku menjadi dewasa, ya, tepatnya ketika itulah masa remajaku. Dimana aku mulai meninggalkan kekanak-kanakanku. Suatu hari, aku dijenguk oleh salah seorang saudara dan saat itu pulalah aku manghubungi ibu, karena saat itu aku memiliki banyak masalah. Entah masalah dengan teman ataupun dengan kakak kelas. Sungguh serasa dunia mengalahkanku dengan segala perbuatan yang telah kulakukan. Sebenarnya aku pun tidak tahu tentang semua ini (bukan maksud ingin lari dari kenyataan), tapi bahkan aku sendiri tidak mengetahui permasalahanya hingga timbulah isu-isu tidak mengenakan. Aku difitnah!!!! Yang lebih membuatku tak habis fikir adalah seorang kakak kelas yang telah memfitnahku. Sungguh sakit sekali hati ini! Sakit bahkan menyayat hati. Aku tak kuat, aku tak tahan dengan semua ini. Ingin kusudahi semua ini dengan satu cara PULANG SELAMANYA. Aku memang bodoh! Itu memang bukanlah suatu jalan keluar yang terbaik bagiku, tapi semua itu sangat mengganggu fikiran. Tanpa berfikir panjang kupencet nomor yang sudah kuhafal diluar kepalaku. 08563******. . tit. . tit. . , ”Halo,” suara perempuan yang sangat kukenal, suara ibuku. Tanpa basa basi aku utarakan apa yang aku rasakan tentang semuanya. Air mataku menetes setelah lama kutahan. Namun dengan nasehat yang diberikan ibu, aku masih tetap tidak bisa menerima hal tersebut dan aku masih kukuh pada pendirianku untuk meminta ibu membawaku pulang selamanya dari pondok ini. Akhirnya handphone itu terdiam tanpa suara sedikitpun. Kukira ibu telah mematikanya, tapi ternyata tidak. Keadaan handphone itu masih menyala. Tapi tak ada sedikit pun suara yang terdengar, hanya diam. Akhirnya kudengar suara isak tangis ibu. DEG! Jantungku berdetak serasa kejatuhan bel besar yang bertengger di depan pengasuhan. Akupun bingung dan kaget. Mengapa ibu menangis????? ”Astaghfirullah”, benar-benar setan telah menggelayuti hatiku, Air mataku yang semula seperti embun berubah menjadi air terjun. Akupun berfikir lama dan mengurungkan niat awal itu. “Ibu maafkan aku. . . . aku tidak akan pernah mangecewakan ibu lagi. . . maaf ibu! Aku lebih sayang ibu! Assalamualaikum.” Kututup handphone dengan penuh rasa bersalah. Ini hal yang paling mengesankan dalam hidupku, membuat ibuku menangis terisak karena ulahku. Padahal yang kutahu ibu tak pernah menangis sebesar apapun cobaan dan musibah yang ia hadapi. Ibuku adalah orang yang sangat semangat, tegar dan kuat. Hanya saat itulah aku sangat merasa bersalah dengan beliau yang telah menyayangiku. Apalagi setelah ku tahu akhir-akhir ini bahwa ibu mengidap kanker sejak aku kecil. Sejak itu, aku mencoba untuk memahami keadaan ibu dan tak akan pernah mengecewakan beliau. Terima kasih Gontor, karenamu aku belajar untuk menjadi seorang yang kuat dan tangguh atas semua cobaan yang Engkau berikan padaku. Aku yakin semua itu ada hikmah yang tersimpan dan jauh lebih indah dari sebelumnya. Terima kasih Allah, atas kesempatan yang Engkau beri. Yaitu bersekolah di sini, hingga kelulusanku nanti, Amiin. Berilah ibu umur yang panjang sehingga bisa aku buktikan bahwa aku bisa menjadi yang terbaik. Izinkanlah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar