Jumat, 17 Agustus 2012

Menembus Batas Perjuangan By. Unknown Author

Kini saatnya aku untuk banyak-banyak bersyukur. Benar bila orang bijak katakan bahwa jika ingin mengetahui berharganya waktu satu tahun itu maka tanyakanlah pada orang-orang yang tinggal kelas. Pertama kali masuk ke kelas itu banyak perasaan bimbang dan ragu yang tak terucap. Wajahku pun tertekuk. Aku bukan akan memasuki rumah hantu atau dukun bersama jin yang yang menemani, tapi hanya sebuah kalas yang isinya bukanlah teman-teman yang kukenal, bukan juga teman-teman seperjuanganku dulu. Enggan sebenarnya, tapi aku memberanikan diri dengan hanya bertamengkan bismillah dalam hati. Kupandangi satu persatu wajah-wajah baru itu yang seakan tak mempedulikan kesedihanku. Mereka tertawa bahagia. Bahagia telah menduduki kelas baru. Ya, merekalah yang akan menjadi teman dalam jihadku selama ini dan selamanya untuk meraih keberhasilan yang tertuda. Aku tak memaksa diri tapi tanpa kusadari air mata meleleh begitu saja tanpa henti. Orang lain hanya melihatku heran tanpa tahu harus berkata apa pada kakaknya ini. Dalam tangis itu ku hanya dapat menyesal walau sesal itu tak akan mengembalikan waktu kembali. Berani berbuat maka berani bertanggung jawab. Aku menghirup napas dalam-dalam. Aku bisa! Kini kutatapi kalender yang menggantung. Hanya tinggal pembekalan, study tour, haflatu-t-takhrij dan terakhir yudisium. Tak terasa sebentar lagi aku akan menyelesaikan program studi KMI ini. Biar saja aku terlambat jikalau aku dapat menjadi lebih baik. In uriidu illa-l ishlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar